Jumat, 14 November 2014


Catatan seorang sahabat

 

Banyak cara Tuhan mempertemukan, mungkin inilah salah satunya…. Itulah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh Fatin Sidqia Lubis dengan judul judul aku memilih setia. Memang, dalam kitabNya, Tuhan juga berfirman, bahwa manusia diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa untuk saling mengenal. Untuk saling mengenal, banyak sekali Tuhan menciptakan jalannya. Ada yang satu kantor, satu daerah tugas, satu tempat tinggal, bahkan lewat media social dan masih banyak cara lainnya yang terkadang tidak disangka.
Setelah manusia saling mengenal, ada banyak macam hubungan yang terjalin. Persahabatan, percintaan, bahkan persaudaraan. Itu juga yang kami alami, kami bertemu karena satu tempat tugas, dengan bidang dan jenis pekerjaan yang sama pula. Dengan hobi yang disamakan, ahirnya dengan iseng kami membuat grup let’s bike. Grup yang terdiri dari lima orang yang ketemu diperantauan, yang sama-sama suka bersepeda, menjelajah tempat-tempat menarik sebagai hiburan.
Sebagai anak perantauan, dengan pekerjaan yang sama membuat intensitas bertemu tinggi. Mulai dari menghabiskan waktu sambil minum kopi, sampai cerita tentang kerjaan. Bahkan,kedekatan yang semula terjadi antara pribadi dengan pribadi, seiring berjalannya waktu,  menjadi persahabatan keluarga dengan keluarga. Tak jarang, ketika hari libur datang, kami mengajak keluarga untuk berlibur bersama.  Suasana perantauan yang semula dirasakan sepi karna jauh dari teman dan saudara, menjadi lebih hidup dan bermakna dengan persahabatan dan kebersamaan.

Namun, saatnya pun tiba. Seperti kata pepatah, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Karena diprofesi yang kami pilih saat ini, kami tidak tahu berapa lama akan menetap di suatu daerah. Kami harus siap jika perusahaan memindahkan ketempat yang baru. Dan, itulah yang saat ini sedang dijalani salah satu sahabat kami. Dia harus pindah ke ibukota, karena perusahaannya membutuhkan tenaganya disana.
Sahabat, kamu harus yakin bahwa kamu bisa menjawab tantangan yang akan kamu hadapi. Memang belum terlalu lama kita bersahabat. Tapi juga tidak bisa dikatakan sebentar untuk mengukir sebuah cerita dimasa depan.  Karena sedikitnya waktu tidak bisa menghalangi terbentuknya kualitas ikatan persahabatan yang kita jalani bersama. Tapi kitalah yang menjadikan cerita ini indah untuk kita kenang dimasa yang akan datang.

Kapuas, palangkaraya, sampai sampit sudah pernah kita jalan bersama. Lokba intan, pulau kembang, mandiangin, loksado dan riam kanan kita sudah datangi bersama. Salatiga, warung jawa, sampai berburu mie ayam kita pun bersama. Beberapa kali petualangan membuat kita tertawa lepas melupakan beban yang ada dipikiran, tak jarang juga kita kecewa dibuat oleh kebersamaan. Akan tetapi, itulah yang menjadikan warna-warni kehidupan, sehingga kita bisa ceritakan sebagai sebuah kenangan.
Sahabat, jangan pernah kamu menyerah dengan perasaan. Kamu sudah buktikan, bahwa ditempat ini kamu bisa, maka ditempat yang baru kamu pun pasti bisa. Jika kamu berkenan, jangan kamu lupakan grup kita ini, walaupun nanti kamu sudah dapat grup baru. Jangan pula kamu lupakan quote semasa kita iseng “jangan membuat malaikat juga bingung”, karena mungkin itu hal yang menurutku sangat bermanfaat dan berharga. Jangan pula kamu ragukan masa depan, karena Tuhan telah menentukan. Seperti kata dr. Gusti (saat kita ngopi di coffee toffee) “kita sekarang bertemu disini dengan kondisi seperti ini, tapi sepuluh atau duapuluh tahun lagi, bisa jadi kita bertemu lagi sudah jadi bos di Jakarta”.
Selamat jalan kawan, taklukan semua tantangan, karna masa depan sudah menunggu dihadapan.

1 komentar:

  1. Sukses buat pak karim benzena..., semoga sehat terus, keep ur foot still on sadle...n lets bike together (someday)

    BalasHapus